Rabu, 19 November 2008

Wonosobo yang Kaya Warna


Wonosobo, ya sebuah kabupaten berhawa sejuk dan dingin di Jawa tengah bagian tengah. Kalau mendengar kata Wonosobo makatidak akan bisa lepas dari Dieng, sebuah obyek wisata di arah Utara Wonosobo dengan ketinggian hampir 2.000 m di atas permukaan laut. Panorama indahnya, Telaga Warna, Candi Dieng dan Dieng Plateu Theater adalah di antara tawaran wisata ke sana.

Juga ada Tambi, wisata agro mengunjungi Pabrik dan Kebun Teh Tambi. kita dapat memetik teh bersama para pemetik teh di pagi hari, kemudian melihat proses pabrikasi teh tambi yang terkenal nikmat. Bahkan pengelola wisata Tambi juga meneyediakan paket seperti out bond, menikmati panorama sambil naik motor ATV, arung jeram dll.

Di samping itu Wonosobo juga memiliki banyak kesenian adat antara lain Jaran Kepang, Angguk, Lengger dan lain-lain.

Kerajinan Tangan dari Wonosobo

Kabupaten Wonosobo memiliki cukup banyak kerajinan tangan tertama yang berbahan baku tumbuhan seperti kayu, bambu, buah dan lain-lain maupun hasil alam dari sana. beberapa diantaranya adalah


ANYAMAN BAMBU

Anyaman bambu dari Kabupaten Wonosobo erkenal di sekitar regional Kedu (eks-karesidenan kedu). Memanfaatkan bambu-bambu hitam maupun bambu hijau sebagai salah satu organem dengan membuat anyaman-anyaman untuk hiasan dinding dan sebagainya, anyaman yang terkenal adalah "truntum" meskipun banyakpula motif anyaman-anyaman lain di Kabupaten Wonosobo ini. Selain itu, juga berkembang kerajinan bambu berupa meubel-meubel dari bambu hitam. Disamping kemudahan mendapatkan, bahan baku bambu hitam ini dirasa masih melimpah di Kabupaten Wonosobo. Anyaman bambu dari Kabupaten Wonosobo ini banyak digunakan sebagai salah satu hiasan dinding, pagar dan hiasan untuk tiang-tiang penyangga rumah. Pesanan biasanya datang dari hotel-hotel maupun restoran-restoran dari Kabupaten Wonosobo sendiri maupun dari Purworejo dan Magelang. Permintaan pasar terhadap anyaman bambu dari Kabupaten Wonosobo ini cukup tinggi. Biasanya untuk hiasan dinding. Namun dalam perkembangannya para pengrajin tidak hanya membuat anyaman bambu untuk kebutuhan hiasan dinding tetapi juga telah membuat beberapa inovasi baru berupa lampu hiasan, keranjang koran dan lain-lain.


KERAJINAN DARI KERANG

Kerajinan dari kerang juga berkembang di Kabupaten Wonosobo. Meskipun produksinya tidak sebesar para pengrajin dari Kabupaten Cilacap dan Kebumen namun eksistensinya cukup meyakinkan. Para pengrajin kerang di Kabupaten Wonosobo mendapatkan bahan baku dari Kabupaten Purworejo, Cilacap dan Kebumen. Biasanya para pengrajin memilah-milah bahan baku seperti untuk kerang jenis tertentu didatangkan dai Kabupaten Cilacap sedangkan untuk jenis yang lain didatangkan dari Kabupaten lain. Hasil kerajinan kerang ini cukup banyak. Motifnya banyak memiliki persamaan dengan para pengrajin dari Kabupaten Cilacap dan Magelang. Pemasaran kerajinan kerang ini sebatas kabupaten Wonosobo, Purworejo dan Kabupaten Magelang.


MAINAN ANAK-ANAK

Mainan anak-anak ini berbahan baku kayu. Produk-produk yang dihasilkan berupa mobil-mobilan, miniatur sepeda motor dan lain-lain. Bahan baku banyak didapatkan masyarakat dari industri-industri pengolahan kayu. Pemasaran mainan anak-anak ini untuk memenuhi pasar lokal (Kabupaten Wonosobo) dan kabupaten lain disekitarnya.

(sumber : http://www.solo-kedu.com/solo-kedu/Wilayah/krajinan_wonosobo.htm#atas)

Pasar Stres Kota magelang Terbakar

Sebanyak 157 kios dari 200 kios di Pasar Stres Kota Magelang terbakar Selasa, 18/11/2008 13 pagi . Pasar yang menjual Onderdil mobil dan motor bekas ini konon disebabkan arus pendek listrik. Ini tentu akan menambah panjang derita para pedagang setelah sebelumnya pasar kebanggaan warga Magelang Pasar Gede juga terbakar. Duhhh........Mudah-mudahan tidak membuat stress baru.

Sumber- detikNews Selasa, 18/11/2008 13:59 WIB
Magelang - Sebanyak 157 kios di Blok A Pasar stres di Jl Mayjen Suprapto, Magelang, Jawa Tengah, ludes terbakar, Selasa (18/11/2008). Kebakaran pasar yang menjual onderdil mobil dan motor bekas itu diduga diakibatkan hubungan arus pendek.

Agus Setiawan(40), saksi mata yang merupakan pedagang pasar Stres di Blok A, mengatakan api berasal dari kios belakang lorong pertama yakni kios milik Didik(45). Dalam waktu singkat, api membesar dan melalap ratusan kios di pasar itu.

"Kami sudah sekuat tenaga berusaha memadamkan api dengan menyiramkan air dengan alat ember. Namun upaya itu gagal dan api semakin besar," tegas Agus.

Untuk menjinakan si jago merah, sebanyak 5 unit mobil pemadam kebaran dikerahkan. Dua pleten anggota Polresta Magelang juga disiagakan untuk mengantisipasi gangguan keamanan dan mengatur arus lalu lintas di depan Pasar Stres.

Para pedagang mengaku rugi hingga ratusan juta rupiah. Sebab mereka banyak yang tidak sempat menyelamatkan barang-barang dagangannya. Susi (30) misalnya, dia mengaku panik setelah melihat api berkobar sehingga tak sempat menyelamatkan semua barang dagangannya.

"Yang penting kami bisa selamat, meski semuanya sudah ludes," katanya.

Api berhasil dijinakan sekitar pukul 10.00 WIB. Meski demikian, sejumlah petugas pemadam masih terus melakukan penyemprotan karena khawatir api belum benar-benar padam.

Sekitar pukul 10.30 tadi, beberapa pejabat Pemkot Magelang datang meninjau lokasi kejadian. Di antaranya, Walikota Magelang H Fachriyanto dan Ketua DPRD Kota Magelang Drs Tri Joko MM.

Fachriyanto menyatakan, belum bisa memperkirakan berapa kerugian akibat kebakaran tersebut. Pemkot Magelang baru akan melakukan pendataan terhadap para pedagang yang menjadi korban.

"Kepala dinas pasar sudah merencanakan merelokasi ke depan kelurahan Magersari Kota Magelang," ujar Fachriyanto.

Kepala Dinas Pasar Kota Magelang, Drs RM. Devananda MM, menegaskan jumlah kios yang terbakar sebanyak 157. Jumlah total kios di Pasar Stres sebanyak 200 kios. Devananda juga belum bisa memperkirakan berapa kerugian fisik bangunan maupun materi dari total kebakaran yang ada.

"Yang pasti saat ini sudah ada tempat untuk relokasi siap pakai sebanyak 60 kios untuk 60 pedagang. Sementara sisanya akan direlokasi ke depan kelurahan Magersari Kota Magelang itu," jelas Devananda.

(djo/djo)